KAMPUNG HANOK BUKCHON
Bukchon merupakan daerah bergaya rumah tradisional yang harus dikunjungi ketika anda berwisata ke Seoul , Korea Selatan. Untuk traveling yang suka heritage pasti suka dengan suasana perkampungannya. Bukchon Hanok Village adalah kawasan kampung rumah tradisional Korea yang terletak di area Bukchon. Desa tradisional yang memiliki banyak gang sempit dan rumah tradisional Korea, ini sengaja dijaga kelestariannya untuk mempertahankan suasana perkotaan pada masa dinasti Joseon.
Kawasan Buckhon, dulunya memang merupakan kawasan tempat tinggal para bangsawan dan pejabat kelas dari dinasti Joseon. Oleh karena itu rumah-rumah tradisional di desa ini juga merupakan rumah yang bagus dan elite pada zamannya. Saat ini, Bukchon Hanok Village digunakan sebagai pusat kebudayaan tradisional Korea dan juga kulinernya, di mana pengunjung bisa memiliki sedikit gambaran seperti apa kebudayaan pada masa dinasti Joseon.
Desa ini memiliki jalan yang sempit, berliku-liku dan menanjak, yang diapit oleh bangunan-bangunan tradisional (hanoks) yang memberi atmosfer khas rumah asli Korea. Oleh karenanya, menelusuri jalan-jalan ini saja bisa menjadi pengalaman yang unik dan menyenangkan. Bukchon Hanok Village juga sering digunakan sebagai lokasi syuting film drama seri Korea. Kawasan ini direnovasi tahun 1930 dan sampai sekarang tetap terpeliharan dengan bagus menjadi menjadi situs budaya.
Di sini masih ada banyak rumah-rumah tradisional Korea salah satunya ada yang terbuka untuk umum. Saya mencoba masuk salah satu rumah untuk turis ternyata semua bahan lantai dan dinding rumah terbuat dari kayu. Sebelum masuk rumah harus melepas sepatu dulu. Hiasan dekorasi nya berupa hiasan juga terbuat dari kayu semua.
Salah satu hal yang ingin saya dapatkan di Korea Selatan adalah merasakan langsung kehidupan sehari-hari warga yang masih tinggal di perkampungan dengan rumah-rumah khas nya. Bukchon menyediakan one-stop experience untuk budaya Korea. Lokasinya dekat Gyeongbokgung Palace, istana raja Korea hanya sekitar 20 menit berjalan kaki ke desa tersebut.
Bukchon terletak tidak jauh dari stasiun kereta Anguk. Ada semacam pusat informasi turis di dekat tempat masuk. Kita bisa mengambil peta Bukchon yang menunjukkan dengan jelas tempat-tempat yang bisa dilalui dengan berjalan kaki. Jika ingin sekedar jalan-jalan dan foto-foto, tidak ada biaya yang dikenakan. Namun untuk menginap dan merasakan semua aktivitas warga Bukchon, biaya yang harus dikeluarkan adalah sekitar 50.000 won per malam (sekitar 600.000 rupiah), sudah termasuk sarapan pagi khas Korea dan pengalaman kultural khas penduduk desa. Makanan ala Korea selalu disuguhkan dengan kimchi yaitu sayuran sawi atau lobak, yang diasinkan terlebih dahulu.
Komentar
Posting Komentar